Wednesday, January 7, 2009

The Missing Eyeglasses

Pernah tidak kalian mencari-cari dengan panik barang yang sebenarnya ada di dekat kalian?:P Aku pernah beberapa kali mengalaminya. Benda yang kucari itu adalah kacamata karena aku tidak selalu memakainya maka terkadang aku mencari kacamataku. Masalahnya aku sering panik kalau mencari sesuatu terutama kalau benda itu tidak juga kutemukan.



Setelah dicari-cari ternyata kacamata itu berada di atas kepalaku! malah yang lebih konyol lagi aku pernah mencari kacamata yang sedang kupakai!! Pengalaman ini memang lucu kalau diceritakan tapi ternyata hal ini sering lho kita alami! Pengalaman yang konyol tapi memberi aku sebuah pelajaran berharga.



Seringkali kita tidak sadar bahwa Tuhan itu dekat dengan kita!! Selama ini aku berusaha mencari Tuhan lewat segala cara. Baca kitab suci, dengerin khotbah, berdoa, minta didoakan. Nggak salah sih dengan hal-hal itu tapi aku merasa seringkali aku ngotot ingin mengenal Tuhan seperti yang aku inginkan. Klo Tuhan lama jawab doaku, aku mulai ngak sabar. Sering aku bertanya sama Tuhan tentang hal yang ingin kulakukan tapi aku nggak sabar menunggu jawabanNya. Pernah juga aku berusaha mendengarNya setelah sebelumnya aku berpikir bahwa aku lebih banyak meminta daripada berusaha mendengarkan suaraNya. Tapi lagi-lagi dalam keheningan aku nggak mendengar apa-apa. Aku jadi tak sabar dan tak lagi berusaha berdiam diri untuk mendengarkanNya.



Mungkin aku mulai mengerti apa yang dialami Ayub. Ayub seorang tokoh yang amat saleh dan kaya raya dalam Alkitab. Seorang yang amat berkenan di mata Tuhan. Namun ia akhirnya harus mengalami cobaan yang luar biasa. Semua anak-anakNya mati, harta kekayaannya habis, istrinya mengutuki dia, bahkan sahabat-sahabatnya yang tadinya berniat menghibur Ayub malah mencelanya. Sungguh bukan ganjaran yang setimpal untuk seorang yang sangat saleh seperti Ayub. Ayub pernah mengatakan “ Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.” (Ayub 42:5). Pada jaman Ayub belum ada Alkitab seperti sekarang ini. Mungkin kalau kata-kata itu diucapkan di masa sekarang bunyinya akan seperti ini “ Hanya dari khotbah / tulisan-tulisan di kitab suci/hamba Tuhan saja aku mengenal Engkau, tetapi sekarang aku mengenal Engkau sendiri.”



Berapa sering kita mengganggap Tuhan hanya ada di dalam tempat ibadah atau hanya di dalam kitab suci? Atau kita sering berpikir Tuhan itu hanya mendengar para pemimpin agama/para rohaniawan berdoa? Aku sering banget mendengar statement semacam ini “Tolong doain aku donk supaya…, doa loe pasti lebih didengar sama Tuhan!”



Sebenarnya aku bingung darimana kita mendapat gambaran kalau Tuhan itu jauh sekali dari kita dan hanya mau dekat dengan orang-orang tertentu. Allah lebih dekat dari apa yang mampu kita bayangkan. Kalo diibaratkan seperti kacamataku yang kucari-cari itu, Allah selalu berada di dekatmu entah kamu sadar atau tidak. Mungkin sudah terlalu biasa sehingga tidak menyadari kalau Allah ada di dekat kita. Lebih luar biasa lagi sekalipun kita belum atau pernah menolak kehadiran Allah dalam hidup kita, Dia tak pernah pergi. Dia tetap berdiri di luar pintu hatimu. Dengan sabar terus mengetuk dan menunggu sampai suatu hari kamu menyadari kehadirannya. Maukah kamu berhenti mencari-cari di luar sana dan mencoba membuka pintu hatimu. You will probably find Him there! =D



P.S : JC- I’ll always remember the time when I let You in to my heart! ;D



Senin, 5 Januari 2009

No comments:

Post a Comment