Kemarin pagi ketika sedang memasak di dapur (pastinya :P), aku tak sengaja mendengar gossip infotaiment dari tv yang dinyalakan dengan keras oleh ayahku di ruang tamu. Sebenarnya tidak bisa dibilang tidak sengaja juga karena toh aku ikut mendengarkan juga..hehehe…. Yah seperti biasa gossip isinya melulu kisah cinta para artis. Entah itu pacaran, pernikahan, bahkan sampai perceraiannya pun diliput.
Berita
Mendengar
Klo ini namanya cinta kita patut pesimis. Mengapa tidak? Cinta model begini membuat kita merasa kayak mainan. Hari ini suka besok mungkin dibuang atau setelah dibuang, ngak rela mainannya diambil orang lain. Sungguh cinta yang ironis.
Lain lagi dengan perang antara pasukan militer Israel- Palestina di Gaza. Media banyak meliput protes dan kecaman terhadap serangan Israel ke jalur Gaza. Selain itu tayangan warga sipil terutama anak-anak di Palestina yang menjadi korban membuat aku menitikkan air mata. Mungkin kata-kata dalam lagu Where is the love?- Black Eyed Peas dapat membuat kita kembali merenung. Yah.. di manakah cinta??
God is love. Itu artinya kalau di mana ada Allah di situ ada cinta lalu. Pertanyaannya di manakah Allah? Menurutku mencari Allah itu seperti mencari kacamataku yang hilang atau yang menurutku hilang (Baca tulisanku sebelumnya “The Missing Eyeglasses”). Meskipun kacamataku tidak akan bisa dibandingkan dengan Allah tetapi maksud perumpaanku adalah Allah ada dalam dirimu dan diri sesamamu, yang artinya juga cinta ada dalam dirimu dan diri sesamamu.
Jika Seluruh isi Alkitab jika dirangkum makanya isinya hanya memuat dua hukum utama. Hukum terutama adalah Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu dan akal budimu. Hukum kedua yang tidak kalah penting adalah Kasihilah sesamamu manusia seperti seperti dirimu sendiri. Kalau mau diringkas dalam sata kata saja maka kata itu adalah kasih terutama tentang kasih Allah kepada kita. Ketika aku merenungkan mengapa Tuhan ingin kita mengasihi orang lain dan diri kita sendiri (karena kita tak mungkin mengasihi orang lain seperti diri sendiri jika kita tidak mengasihi diri kita), aku mendapat gagasan bahwa Tuhan hadir dalam diri setiap manusia. Kitab kejadian menceritakan manusia diciptakan segambar dengan Allah. Dalam 1 korintus 3:16, disebutkan bahwa tubuh kita adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kita.
Sampai detik ini aku nggak tahu apa alasan Tuhan mengasihiku dan aku mungkin tidak akan pernah mengerti tetapi aku tahu alasanku mengasihiNya. Aku mengasihi Tuhan karena Ia telah lebih dahulu mengasihiku. Manusia mungkin tidak pernah bisa mengasihi tanpa alasan terlebih dahulu meskipun ada yang bilang cinta itu tanpa alasan tapi sejujurnya pasti manusia mengasihi karena suatu alasan. Kalau begitu buatku satu alasan di atas sudah lebih dari cukup buatku untuk mengasihi Tuhan.
Ketika kita hendak menyakiti sesama kita maukah kita kembali menyadari kehadiran Allah/cinta dalam diri kita dan sesama kita? Carilah cinta karena mungkin Dia telah berada di depan pintu hatimu, mengetuk dengan sabar dan menunggu engkau menyadari kehadirannya! Don’t do foolish thing like what I did about my eyeglasses!:P
Thank to JC, sekalipun di tengah-tengah kekacauan dunia, there is still love!
Rabu, 7 Januari 2009
ada koq cinta yang tanpa alasan! manusia bisa mencintai tanpa alasan. Kalo mencintai yang ada maksudnya seh cinta dengan pamrih itu namanya. hehehe...
ReplyDeletekoq ga nulis blog lg?
ReplyDelete